Cita-cita Buat Bunda (Eps.3)

Sementara ibunya mencoba bertahan menahan kesakitan, mencoba tegar, ikhlas, dan tawakal.
“Allahu Akbar..!!”
“Laillahaillallah,, muhammadarosullullah”. Ucap dalam hati terbata-bata.
“Ya Allah, Ya Tuhanku,,, mudahkanlah jalanku, ampuni hambamu ini, segerakan sakaratul mautmu sebelum hamba melihat kesedihan yang teramat sangat dari buat hati hamba yang taat, hamba mohon Ya Allah.!! Asshaduallaillahaillah Wa’ashaduannamuhammadarrosulullah..!!” doa dan kalimat terakhir yang diucapkan Bu Dyah meski dalam hati yang diakhiri menutupnya mata dan berhentinya aktifitas organ tubuhnya dengan raut wajat yang bercahaya.

Di perjalanan menuju pulang, Ayu seperti mendapatkan sebuah firasat buruk yaitu obat batuk dalam kemasan botolnya terjatuh ketanah berserakan secara tiba-tiba.
“Astagfirullah…!!” ucapnya terkejut
Tanpa pikir panjang, Ayu segera berlari dan berlari menuju rumahnya dan menemui  ibunya yang sedang terbaring lemas tak berdaya.
“Ibu…. Ibu…. Ibu….!!” Teriak Ayu cemas.
“Bu, bangun Bu..!!” lirihnya sambil menarik-narik bajunya yang bermotif batik.
“Bu, Ayu sudah pulang, Bu..!!”
“Bangun dong, Bu..!!” harap lirihnya sambil menempelkan tangan ibunya dipipi sebelah kiri.
Teriak Ayu pun semakin menjadi tatkala tangan ibunya terasa dingin dengan kulit mulai berwarna pucat hingga denyut nadi ditangannya tiada berdenyut semestinya.
“Bu…..!!!” teriak Ayu.
“Ibu, jangan tinggalkan Ayu, Bu..!!”
“Ayu mohon..!!”
“Bangun, Bu…!!”
“Ibu….Ibu…..!!!” teriak Ayu yang sekencang-kencangnya hingga suaranya semakin parau dan tersendak-sendak.
Dan ternyata teriakan keras Ayu mengundang para tetangga berdatangan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi dirumah itu. Dan ketika ditemuinya, terlihat seorang gadis kecil terkulai layu disamping ibunya yang telah meninggal.
“Innalillahi wainalillahi roji’un…!!” ucap para tetangga kompak.
Akhirnya para tetangga secara gotong royong mengurus pemakaman ibu Dyah karena warga menyadari bahwa keluarga ini termasuk keluarga yang kurang mampu.
Sementara anaknya Ayu, masih dalam keadaan tidak sadarkan diri karena masih merasa shock atas kematian ibu tercinta, dan sementara tinggal dengan tetangga yang simpati terhadapnya.

Dilain tempat, Dewi anaknya dan kakak dari Ayu mendapatkan firasat buruk juga yaitu ketika bercermin dikamarnya ternyata cermin yang berada didepannya jatuh dan menimpa kakinya.
“Praakkk..!!” cermin dikamar Dewi jatuh.
“Astagfirullah” Dewi spontan berucap.
“Apa yang terjadi ya…!!” tanya Dewi dalam hati.
“Wi, suara apa itu..??” tanya Bu Dina merasa kaget.
“I..ini, tante,,, cerminnya jatuh..!!” sahut Dewi sedikit terbata.
“lho,kok bisa…??” tanya Bu Dina heran.
“Dewi juga tidak tahu, tante,, tiba-tiba saja cermin ini jatuh” Dewi menjelaskan kronologis kejadian.
“Ya sudah,,, sekarang bersihkan puingnya,,,,nanti terinjak kakimu..!!” suruh Bu Dina.
“Iya, tante..!!” sahut Dewi
“Apakah ini sebuah firasat dari ibu dan Ayu..?? semoga saja tidak terjadi apa-apa dengan mereka.” Bertanya-tanya dalam hati seraya mengaburkan pikiran negativenya.
“Tante, kapan kita mengunjungi ibu dan Ayu..??” tanya Dewi sembari mengingatkan janjinya.
“Oh iya…!!”
“Tunggu paman pulang dulu dari luar kota, yah..!! 2 hari lagi paman pulang,,,,sekalian membeli boneka kesukaannya Ayu. Harga disanakan lebih murah dan bonekanya bagus-bagus.” Kata Bu Dina sembari mengelus-elus rambut Dewi yang panjang terurai.
“Jadi kamu sabar aja, ya..!!” sambung Bu Dina.
“Iya, tante..!!” pungkas Dewi lemas.



Sehari setelahnya, kondisi kejiwaan dan mental Ayu sudah mulai membaik dan mencoba untuk ikhlas atas semua yang menimpa dirinya. Dan setelah mengingat kembali ketika detik-detik terakhir berbicara dengan ibunya, akhirnya dia ingat akan sesuatu yang ibunya titipkan yaitu selembar kartu nama dan alamat dimana kakaknya sekarang tinggal bersama orang tua barunya. Lalu Ayu pun berniat mencari alamat tersebut dengan maksud memberitahukan bahwa ibunya tercinta telah meninggal dunia dua hari yang lalu.
Malam haripun menjelang, sementara Ayu mulai berkemas-kemas guna mempersiapkan segala yang akan dia bawa nanti untuk mengunjungi kakaknya disebuah kota.
Air mata berlinang tiada henti, tatkala sorot matanya memandang sebuah pigura yang terbuat dari kayu yang didalamnya ada foto mereka sekeluarga secara utuh.
Sedih dan haru menyelimuti wajahnya yang sedikit memerah ditengah terpaan angina malam yang terkadang menusuk melalui celah-celah dinding kamarnya.
Dia pun terlelap lemas dengan memeluk erat sebuah pigura kayu diatas tikar hingga kokok ayam dan suara rentetan klakson kendaraan diatas rumahnya membangunkannya pagi hari.
Selanjutnya dia bergegas meninggalkan rumah kecil itu dan berlalu bersama angkutan kota untuk menuju terminal bus dengan terus dan terus memandang rumah kecilnya.

Sesampainya di terminal, dia langsung bergegas mengangkat barang bawaannya dan istirahat sekejap untuk sekedar melepas lelah dengan minum air putih yang sebelumnya dia bawa dari rumah.
Akan tetapi, sungguh malang nasib anak ini, sudah jatuh tertimpa tangga pula, begitu pepatah lamanya menyebutkan. Ketika hendak bertanya tentang dimana alamat rumah tersebut dan jurusan kearah mana bus yang dia tumpangi, kartu nama yang dia pegang terjatuh dan terbang terbawa angin. Kemudian dia berlari hendak memungut kartu nama tersebut, tiba-tiba saja sebuah mobil taksi melaju dengan kencang yang berebut penumpang dan insiden pun tak terelakkan.
Ayu, gadis manis nan cantik, taat akhirnya tersungkur dan terkapar bersimbah darah ditengah lalu lalang kendaraan dan pejalan kaki diterminal.

Akhirnya para warga sekitar membawanya kerumah sakit dengan sekujur tubuh dilumuri darah segar yang keluar dari mulut, hidung dan telinganya.
Hingga dalam perjalanan kerumah sakit, Ayu menghembuskan nafas terakhirnya akibat pendarahan yang amat sangat didalam kepalanya dengan posisi tangan kanan menggenggam selembar kartu nama yang berlumuran darah segar tersebut.
Pihak yang berwajibpun datang dan mengotopsi jasad anak kecil tersebut dan menemukan kartu nama yang tertera nama Roni Suganda yang kemudian menuju tempat dimana alamat tersebut tertulis.

0 komentar :

Posting Komentar

Dikomentarin Dong.......!!!

 
;