0 komentar

Doa Pengobral Dosa



 Disudut dekat gerbong..
Yang tak terpakai...
Perempuan bermake-up tebal...
Dengan rokok ditangan..
Menunggu tamunya datang... 

Malam dingin dia lalui dengan harap cemas.... 
Duduk sendiri bahkan berdesakan dengan harapan... 
Hanya kepulan asap temani kemalangan.... 
Menanti rezeki dengan cara yang dia jalani....

Terpisah dari ramai..
Berteman nyamuk nakal...
Dan segumpal harapan..
Kapankah datang..
Tuan berkantong tebal..


Di setiap langkahnya hanya satu di cari...

Money..money...dan money....
Tak perduli apapun yang kan terjadi...
Bahkan hidup selalu di caci....

Habis berbatang batang..
Tuan belum datang..
Dalam hati, resah menjerit bimbang..

Tuan, berikanlah ku secuil rezeki....
Agar ku bisa lihat esok hari....
Hanya itu yang dia cari kini...
Rupiah berada dalam denyut nadi...

Apakah esok hari..
Anak anakku dapat makan..
Oh Tuhan, beri setetes rezeki..

Tuhan diatas segalanya untuk meminta.....
Tuhan tahu apa yang hambanya tangisi...
Seorang ibu berjuang demi anak-anaknya...
walaupun dengan jalan yang tak meski dia lalui...

Dalam hati yang bimbang berdoa.
Beri terang jalan anak hamba...
Kabulkanlah Tuhan...

Sesungguhnya perbuatan itu di luar kendali....
Tuhan lebih bisa menerima hambanya yang ingin lari....
Lari dari belenggu dan jeratan duniawi.....
Dan TAUBAT selalu terbuka hingga bumi ini mati.....




* Putih (Roman) >>> Doa Pengobral Dosa ( Iwan Fals )
0 komentar

Semua Tentang Kita



Waktu terasa semakin berlalu...
Tinggalkan cerita tentang kita....
Akan tiada lagi kini tawamu....
Tuk hapuskan semua sepi di hati.....

Ada cerita tentang aku dan dia...
Dan kita bersama saat dulu kala....
Ada cerita tentang masa yang indah....
Saat kita berduka saat kita tertawa....

Teringat di saat kita tertawa bersama...
Ceritakan semua tentang kita...


Bertahun-tahun ku tinggalkan kenangan itu....
Sekian lamanya waktu bergulir tanpa jemu...
Saat kaki mulai melangkah lebih jauh....
Kau Tangisi kepergianku menembus waktu....

Waktu, kiranya kau sisakan kenangan itu...
Disaat kegembiraan terbayang dalam benakku...
Disana , dimana aku habiskan siang malamku...
Senda gurau tanpa mengenal waktu....

Tapi kini....
Kenangan itu telah pergi....
Hilang, dan tak akan kembali lagi...
Seorang sahabat yang ku anggap saudara sendiri....
Tinggalkan bumi, dan tak kan bisa terdengar lagi....

Canda, tawa, tangis dan bahagia...
Cuma coretan di atas kertas yang basah...
Berguguran laksana daun yang jatuh di halaman....
Hanya doa yang ku panjatkan untukmu teman....
Semoga kau tenang di alam sana.......



* Lirik - Semua Tentang Kita ( PETERPAN )
0 komentar

Langkahku



Ku harap hari ini
Hanyalah sebuah mimpi
Yang takkan pernah terjadi

Aku tak ingin pergi
Ku masih ingin di sini
Bercerita denganmu
Bersama canda tawamu

Peluklah aku ...
Dan jangan coba tuk lepaskan
Biarkan selamanya bertahan
Hanyut kan cintaku dalam dekapanmu
Larut kan rinduku dalam kasihmu

Menangis langkahku
Bila berjalan tanpa hadirmu
Jangan kau pernah lupakanku
Karena dirimu selalu ku rindu

0 komentar

Kekasih



Kekasih…
Laksana cermin dalam resonansi jiwa
Yang menggetarkan palung hati hingga keraga
Dan menghantarkan kehangatan bara
Dari bekunya hati sang kelana

Kekasih…
Kesetiaan agung pada dera kerinduan
Laksana pantai menanti ombak dalam pelukan
Yang teredam pada dalamnya kebisuan

Kekasih…
Seperti bunga yang menjaga tingginya kuncup
Pucuk-pucuk kasihmu tak juga meredup
Mencumbui lautan sukma yang kuyup
Dalam serenade desiran angin sayup

Kekasih…
Karang-karang kesabaran yang tumbuh di lubuk kalbu
Meleburkan kebimbangan sang peragu
Saat luka kuburkan semburat hasrat perindu
Dari kelam kelabu cerita lalu

Kekasih…
Butiran hujan yang jatuh selayak mutiara
Terbungkus rapi dalam kado asa
Untuk kau buka jika saatnya tiba
Andai mampu kusibak jendela masa

Kekasih…
Sanjung puji dalam serambi janji
Terucap lugas pada paras sejati
Demi ikrar atas cinta suci
Rekatkan dua hati yang terpatri

0 komentar

Matahari Pagi Di Kotaku



Selamat Pagi cerita malamku
Waktu kemarin hanya sepenggal kisah
Sebongkah cerita tuk masa kini dan esok
Cerminan di masa mendatang

Teringat wajah ayu sang bidadari
Tersenyum saat memeluk tubuhku mesra
Menghantarkan kelembutan dari sisi hati
Seperti matahari pagi memeluk tubuhku mesra

Matamu pancarkan sinar suasana pagi
Tuhan turunkan ke Bumi bidadari sepertimu
Beri jalan terang setiap gelap pagi
Semua takkan berhenti cukup disini untukku

Tersenyumlah untuk dunia
Dekaplah erat dan lembut dunia
Usap airmatamu saat hari esok mendatangimu
Hari yang memenjarakan kebebesan dari jiwamu

Mata birumu memberi mimpi di pagi hari
Senyum candamu berikan cerita di waktu pagi
Hanya satu, berikan sesuatu yang lebih
Terima kasih Tuhan kau turunkan bidadari itu ke bumi

Selamat pagi.... 
Matahari pagi di kota ini….

0 komentar

Biarlah Berlalu



Jangan salahkan aku.....
Jika aku berubah.....
Dan jangan tanyakan kepadaku....
Kenapa aku berubah.....

Ternyata.rasa itu.........
Telah merubah segalanya....
Rasa itu  takkan kembali.....
Rasa itu telah hilang.bersama mimpiku......

Ku lepas dia tuk pergi.....
Tapi hatiku masih disini...
Masih menanti.....
Akankah dia kembali.....

Kata hati yang paling jujur....
Ternyata lebih membebaniku......
Hidup dalam senyuman ....
Walau ku tak mampu tuk bertahan.....

Tuhanku.....
Hanya engkau yang tahu......
Disaat hatiku gundah......
Tak siapa yang mengerti aku...
Dalam senyumku.....
Harus ku tahan air mataku.....

Sakit ku rasa.......
Janji hati.....
Ku takkan menangisi semua ni....
Yang lalu biarlah berlalu.....

0 komentar

Selalu Menuju-Mu



Ada yang mengintai di setiap luka kita
Mata belati diasah di balik dinding yang angkuh
Bersiap mencacah di setiap celah harapan
Tak hendak menyisakan apapun
Selain genang dan bercak darah yang bersimbah
Dua hati terkapar di lantai mimpi selamanya

Ada yang tertawa di setiap tangis kita
Temali perangkap telah siap disekeliling raga
Bersiap menjerat setiap langkah yang lengah
Tak ingin melihat kita sampai senyum sumringah
Berharap kita terjebak di satu perangkap
Dan menjadi mangsa serigala yang lapar
Atau membusuk dimusnah belatung

Tapi bukankah mereka bukan siapa-siapa..??
Kita terlalu kuat untuk takluk dalam sesaat
Peta mimpi telah kita gurat di setiap tapak kaki
Luka tangis kita jadikan bekal perjalanan
Bukankah dari tangis dan luka itu kita menjadi satu.. ??
Seperti satunya tangis dan air mata
Seperti bersatunya sakit dan luka

Bukankah kita adalah sepasang pengembara
Telah lama kita jelajahi lika liku jalan
Duri perangkap telah kita akrabi
Di ujung senja, mimpi kita menunggu
Bukankah sepanjang jalan kita telah satu
Seperti satunya pandangan dan mata
Seperti satunya gerak langkah dan kaki
Dan jalanku menujumu takkan pernah terhenti
0 komentar

Selamat Pagi



Terkagum ku pada sang mentari,
Selalu setia hadir menemani diri,
Walau tak banyak yang mengawasi,
Dengan jujur perlahan dia menyinari, 

Sampai tampak sunsite di tepi barat,
Menyisahkan kilau indahnya bayang sahabat,
berharap menemani mimpi di dalam penat,
meninggalkan cerita dalam sebuah surat, 

Saat semua menghilang di terpa rintik hujan.
Gemuruh angin di celah tenda bagai rangkaian ketukan.
Menghasilkan mimpi buruk yang tak kuharapkan.

Mencoba tak berdiam,meratapi nasib seperti pecundang.
Mencoba langkahkan kaki seperti apa yang terpikirkan.
Yang diinginkan,yang diharapkan,yang dinantikan. 

Kemarin seperti pertemuan yang sangat singkat.
Waktu terasa berlalu begitu cepat. 

Kini...
Mentari itupun telah kembali,
Kembali bersiap menyinari bumi,

Selamat pagi ,
Mari kita ukir lagi senyum hari ini.
Tuhan bersama orang-orang yang berani. 

Kusambut pagi ini dengan senyuman,
Hidup sehat kembali mulai ku terapkan,
Seperti apa yang kau sarankan
Acuan mantap yang ku jalankan, 

Teringat...
Saat ku robek lembaran di buku ini,
Selalu kusisakan bagian tepi,
Berharap keesokan hari nanti,
Saat kubuka dan kutemukan kembali,
Dapat mengingatkanku tentang pelajaran hari ini. 


0 komentar

Ayo Bangkit



Biarlah hujan turun dengan candanya,
Sebab gemercik air membuat sadar siapa dan apa, 
Membuat klise di kehidupan yang nyata.

Sebab, habis hujan pelangi kan datang, 
Menghias mega tanpa terpisah ruang, 
Sampai akhirnya semua kembali menghilang,

Biarlah senja hilang, pergi dan terganti.. 
Sebab malam akan datang diiringi rembulan benderang..
Sebab esok pasti akan kembali.. 
Membawa sinar bersama embun pagi.. 
Merambat tipis menyejukkan hati..


      Biarlah semua terjadi,
Sebab takkan mampu tuk dihalangi, 
Membuat penat tersia duniawi,

  Sebab kehidupan kan terus maju ke depan, 
Seiring waktu yang terus berjalan,.. 
Mengosongkan tatapan,
Memburamkan harapan....

Akankah terlena dengan semua...? 
Atau bangkit jelajahi isi dunia...
0 komentar

Gadis Pulau



Aku adalah hati yang mengagumimu dari jauh....
Yang selalu mengingat saat-saat terakhir....
Dimana aku melihat renyah tawamu.....
Saat kau beranjak remaja,.....
Saat engkau duduk dibangku itu....

Dalam diam aku merangkai sajak tentang pesonamu...
Yang tak sempat aku ungkap,...
karena nyaliku yang belum siap....
Hingga kini aku pergi....
Dan tak dapat melihatmu lagi....
Tapi aku, tetap hati yang mengagumimu dari jauh,,,,,

Maka aku tetaplah hati yang mengagumimu dari jauh....
Yang akan terus merangkai sajak tentang pesonamu...
Dan menunggu, ..Hingga saat kau dapat mengerti satu rasa itu
Meski hingga nafasku hilang dan terlepas......
Meski hingga saatku punah dan terlupa....
Dan tak dapat melihatmu lagi…

Tersenyumlah dikala melihat sang fajar menyingsing.....
Merenunglah d'tepian pantai itu.....
Bahwa kau mutiara dibalik pulau itu....
0 komentar

Ampunkan Dosa



Oh Tuhan.... 
Aku bukanlah ahli surgamu,
Juga tak mampu menahan siksa nerakamu,
Ku bulankan taubat ampuni dosa-dosaku,
Hanyalah engkau Pengampun dosa hambamu,

Dosa-dosaku tak terhitung bagai debu,
Mengalir deras bagai turunnya hujan...

Ya Illahi Rabbi... 
Terimalah taubat hambamu ini,
Sisa umurku berkurang setiap hari,
Dosa-dosaku semakin bertambah... 

Ya Illahi,
Hamba yang berdosa dan memohon ampunanmu...

0 komentar

Ingat Senyuman Itu



Sebuah simponi alam dalam kegelapan
Seperti memainkan lagu sendu
Diantara kekosongan hatiku

Dalam kegelapan malam..
Kumenatap ribuan bintang
Dengan sinarnya yang begitu indah
Yang menari diantara cahaya bulan separuh purnama
Membuatku teringat akan senyumanmu
Yang terus membayangi di alam sadarku

Didalam kegelapan malam..
Kutermangu dibuai mimpi
Mimpi akan datangnya seorang bidadari
Lalu menyapaku dengan senyumannya yang suci
Dan membawaku terbang jauh ke dasar hati
Membebaskan diriku dari segala rasa sepi..

0 komentar

Kasih Bunda



Ketika keadaan memaksaku tuk menangis...
Belaian lembutmu menentramkanku dalam kasih, , , , ,
Perlahan waktu yang terlalui melukaiku, , ,
Senyum dan kasih sayangmu mengeringkan lukaku, , ,

Kau pernah Tertatih merawatku,, 
Kau pernah tertidur menjagaku,,,
Kau selalu berikan senyum, walaupun jiwamu letih,,,
Kau pahlawan yang memiliki semangat juang tak terkalahkan,,,
Lembut mengalir disetiap sudut lahirku,,,

Kau cantik bunda,, 
kau seperti pelangi yang cerahkan langit kalbuku..
Hilangkan kabut-kabut yang menutupi keindahan tersembunyi...

Cinta tak berbatas waktu,,
Ruang tak lekang rindu...

Dipangkuanmu kubisa hilangkan lara,,,
Dipelukanmu kubisa membuang Luka,,,

Deretan nada-nada yang kusyairkan pada Tasbih Illahi...
Memohon kehadiranmu hingga kumati,, 
Tetaplah dalam jiwaku bunda, ketika ku tak mampu lagi menatap indah dunia,, 
Saat ku tak bisa lagi dendangan lagu cinta ,,
Saat jemariku tak mungkin lagi merangkai kata,,,

Kuingin hingga ku renta ataupun tak jumpai tua..
Langkah teriring kasih sayangmu...
Yang mmberiku kuat dalam lemahku,,, 
Yang beriku senyum dlm tangisan,,,

Bunda,,,,
Maafkan bathin yang tersembunyi perih ini,,, 
Cinta Illahi kan wujudkan inginmu dan aku hanya berusaha,,,
Bunda... 
Beri aku waktu,,
Karena ku tahu cintamu pun begitu,,,,
0 komentar

Tetes Air Mata



Sesak yang coba kutahan dalam hatiku, , ,
Membiarkan semua rasa bersembunyi dalam hati,,,

Tak kuasa kutahan dalam ikhlasnya Jiwa,,,
Tersenyum dalam kecewa,,,
Tertawa dalam kelukaan,,,

Tak seharusnya kujatuhkan butiran airmataku,,,
 Tidak semestinya kubiarkan itu,,,
Kisah yang berlalu dalam sekelumit perih,,
 Mengenang semuanya semakin membuatku terperosok dalam Duka,,

Tak kuasa lagi kubohongi hatiku,,,
Tak bisa lagi kunikmati sakitku,,,
 Berdiam dalam ratusan malam itu,,

Satu persatu tangguhku memudar,,
Perlahan-lahan airmataku berpijar,,, 
Tetes demi tetes yang coba kusimpan,,

Aku goyah atas yakinku....
Aku goyah akan egoku... 
Kalau aku mampu...
0 komentar

Kabar Alam Untuk Syurga



Dulu....
Begitu indah ku lihat alam raya....
Menghijau dedaunan rimbun terurai seadanya....
Berderai mata air mengalir bening tak berwarna...
Semilir angin yang berhembus tiada berdosa..

Langit biru terpampang diatas cakrawala....
Tanah yang terhampar luas topang semua dahaga...

Dulu....
Masih terdengar burung menyanyi riang tanpa usang.....
Terdengar Kepakan dahan pepohonan ikuti sang bayu....
Udara yang berhembus pecahkan gerah perjalanan....

Berhiaskan mega putih biru tanpa warna hitam kelam....
Hamparan rumput menghijau damaikan sang gembala...
Tak terasa semuanya sirna tanpa ada yang tersisa....

Tapi kini.....
Alam sudah mulai tak bergairah....
Aroma-aroma kimia merambah tanpa tega...
Dentuman hasil karya buyarkan kedamaian...
Merah dan kian menyala diatas sana....
Mega serasa enggan tampakkan senyumnya...

Dan kini.....
Embun-embun berjatuhan tiada lagi murni...
Bercampur asap tebal warnai sang pelangi...
Berlari-lari tanpa mengenal kemana ujungnya nanti...
Mesin-mesin penggerak teriak menghentak...
Ciptakan rangka musnahkan peradaban...
0 komentar

My Emotion



Dalam diam kumerasa tenang
Dalam riang ceriaku hilang
Meniti apa yang kan kucari
Disaat emosi menyaingi sang merapi

Angin kian terasa ribut mengganggu
Daun-daun berguguran tiada menentu
Ketika hujan datang tanpa diundang
kian meradang dan terus menerjang

Cahaya tatapku mulai pudar
Hanyut terbias sikap ego tingkah itu
Tak ku biar kau meledakkan amarahku
kan ku biarkan kau menari cela dihadapanku

Kau bertahta dipundakku
Ganggu ketenangan ragaku
Lenyapkan semua ceriaku
Hadirkan murung jejak langkahku

Ku tak bisa berkata hitam atau putih
Yang ku tahu hanya pedih
Apa yang ingin kau robohkan
Dunia ku ataukah harapanku

Ku tak bisa melihat indah atau buruk
Yang ku tahu hanya tertunduk
Melihat kedepan dan belajar dari ini
Jadikan kunci tuk berfikir lebih baik lagi

Emosiku yang kian menjadi dan menggunung
Mampu ku hantamkan batu karang disana
Ku ksatria tanpa kerajaan yang bertahta
Yang setiap waktu bisa hempaskan amarah

Ku bukan malaikat yang suci
Tanah ku pijak adalah jasadku
Amarah sebagai nafsu hakikiku
Khilaf sebagai manusia duniawi
0 komentar

Tetap Semangat



Selimut malam berlalu begitu saja....
Tak terasa Hari sudah berganti pagi...
Dingin masih terasa adanya...
Di saat hujan datang menyapa kita...

Terdengar detak tetesan rincik hujan....
Diatap dan diatas tanahku yg gersang...
Dedaunan yang mulai kuncup sambut dia ceria...
Para pejalan mulai merasakan keluh kesah...

Dingin semakin terasa menusuk jiwa...
Membawaku ke dalam suasana tak berdaya...
Semakin berat kurasa sadarkan lupa...
Langkah yang tertuju menahan tanpa...

Aliran air yang turun masih terlihat adanya...
Mengalir lambat lalui sang pagi merayap...
Ranting dan daun terlihat berguguran di tanah...
Bertanya-tanya,kemana arah kan membawaku ceria....

Tetap semangat biarpun jalanan terhalang....
Terus gerakkan langkah kaki yang terpancung...
Lakukanlah dengan niat ikhlas yang terpampang...
Lalui hari bersama walau meredupnya sang surya disana.....
0 komentar

Buat Sahabat Yang Terbaring



Menatap jenuh menghadap atap langit.....
Terbaring lemas Tak berdaya mengharap kuasa-Nya....
Sesuatu mengganjal di raga mulai menjelma....
Karena bintik merah menjadi bencana.......

Wahai sahabat,bertahanlah kuat...
Berdirilah tegar hadapi dengan gencar...
Dalam ratap semua mengharap...
Sembuh sedia menyongsong sang fajar....

Sahabat yang terbaring di sana....
Lihatlah disekitar,cahaya terdekat selalu menemanimu.....
Disamping  jiwamu yang sedang berjuang......
Menata kembali raga yang dirasuki gelisah.....

Percayalah semua kan berlalu dan pergi kesana..
Menjemput suka ceria bersama......
Biarkan angin membawamu pulang dengan segera...
Hembuskan senyum yang sempat tertunda...

Yakinlah kita pasti merasakan semuanya...
Kau terlena disana, kami layangkan doa....
Semoga sang Kuasa alam sembuhkan sakit dengan segera...
Untuk sahabat yang dirundung nestapa......
0 komentar

Tuhan



Diam sesaat terdiam....
Jiwa yang lelah,hati yang sepi...
Coba berdiamlah sejenak....
Otak yang penat,raga yang semu....

Sesaatpun diam.... 
Biarkan semua diam....
Lalu renungkanlah kasih-Nya yang tulus...
Lalu ingatlah Mukjizat-Nya yang selalu temanimu...
Dan sadarlah kau tak pernah sendiri....

Dialah Tuhan-Mu...
Tuhan kita...
Tuhan Alam Raya...
Kokoh di segala era...
Penguasa jagad yang fana....
0 komentar

Waktu Yang Terlupa



Tak terasa waktu telah berlalu....
 Saat senda gurah berhiaskan malam....
Canda tawa nyanyikan indahnya kesunyian ....
Petikan gitar nadakan irama keriangan....

Hentakan laju langkah mulai lamban....
Hilangkan penat Untuk sejenak.....
Arungi malam dengan guyonan...
Seakan lupa waktu yang berdetak.....
0 komentar

Di Sebuah Lampu Merah



Mungil raut wajah penadah itu....
Lentik tangannya menggenggam jenuh.....
Lincah jarinya menari, petikan jiwa yg lusuh....
Berharap sepeser rezeki melimpah, gemuruh.....

Hujan yang datang, Bukan halangan....
Panas benderang, tak jadi alasan....
Sikap miris orang sekitar, tak jadi pikiran....
Jalanan Macet, menjadi andalan....

Tinggalkan pendidikan untuk sebuah kebebasan.....
Hidup dijalanan demi sebuah harapan....
Lepas dari orang tua menjadi sebuah pengorbanan.....
Bergaul, senda gurau, hanya di temani kekalutan....

Sampai kapan dirinya seperti itu.....???
Apakah angan dan cita telah rapuh.....????
Kemana langkah itu kan tertuju....???
Tak terbayangkah orang yang melahirkan jiwa itu......????
0 komentar

Nyanyian Fajar Menjelang



Pagi itu.., Masih gelap duniaku......
Pagi itu.., Asa masih terlelap tenang....
Pagi itu.., terjamah senandung surgaku...
Lantang, seakan kian meradang....

Embun Pagi mulai berguguran...
Terbias Syair-syair sang kehidupan.....
Jejak langkah Para pelaku redakan amarah....
Mengajak pergi untuk bersama-sama mengayuh....

Syair nyanyian sang penuntun....,
Terdengar halus, merasuk jiwaku....
Terdengar sayup, mengusir segala kelu....
Bangunkan ku dari resah, bangkitkan ku dari gelisah.....

Nyanyian itu adalah Adzhan Pagi......
Mengajakku melantun, bersama ikutinya....
Penuntun itu adalah shalawat....
membias sang kelam, pemberi semangat.....

Kelopak mata masih terasa berat.....
Raga masih dibekap bersama penat.....
Ku harus kuat, musti kuat....
Songsong pagi, raih azimat.......
0 komentar

Otak Kosong



Tak bisa berpikir panjang....
Wacana serasa tertutup... 
Buram, menjadi pemandangan...
Setiap kata terucap,gagap....

Kosong, tiada berisi...
Hampa, tak berkata...
Bingung, selalu terbuka...
Saat cerita menjadi nyata...

Blank Pikiran dan rasa...
Selalu itu yang ku rasa...
Otak tiada dapat menerka....
Setiap kalimat berisi kata...

Siapa gerangan yang empunya...
Mungkin kan dianya selalu disana...
Disaat ku bertanya padanya...
Kala itu, pagi masih Buta....
0 komentar

Sejuta Harap



Berikanlah ku sepasang sayap....
Menggapai langit yang tak beratap....
Membawakan ku sejuta harap......
Ketika langkah kaki mulai berhenti berderap......
Goyah di terpa badai yang terus merayap......

Biarkanlah ku bermain diri.......
Dengan sajak dan puisi yang ku ciri....
Menghanyutkan cinta sang bidadari.....
Ide tak pernah berhenti mengalir....
Bersama mimpi yang senantiasa tertiup angin.....

Menggenggam setangkai bunga tidur...
Simpanlah di tepian hati bertutur....
Biarkan hanyut terbawa arus air....
Menuju pelabuhan-pelabuhan cinta...
Di mana ku temukan diri mu berada....
0 komentar

Kematian Selalu Menanti



Saudaraku, ingatlah MATI….
Sesungguhnya Dia adalah janji yang ditepati..
Tapi mengapa kau tak pernah peduli..
Engkau lebih memilih dunia yang hina ini…

Dalam doa kau meminta khusnul Khotimah..
Tapi pandanganmu akan dunia tak terarah..
Kau masih mencari dunia yang belum terjamah...
Sehingga lupa keinginanmu meraih Jannah…

Setiap nafsu yang kau hembuskan dalam hidupku..
Tak terpuaskan walau dua gunung emas mengelilingimu...
Hingga kau tertidur dalam pelukan hangat obsesimu..
Dan kau terbuai dalam angan dan mimpi indahmu…

Gelap matamu akan nasib di akhirat nanti...
Ketika ditanya apa yang kau kerjakan selama ini...
Ketika ditanya apa yang kau dapatkan selama ini...
Ketika ditanya apa yang kau amalkan selama ini…

Nanti kau akan ditanya sendiri-sendiri....
Kau pun tidak akan dapat melarikan diri...
Dari panas dan ngerinya siksa nanti...
Dari Dosa-Dosa yang kau lakukan setiap hari...

Saudaraku, ingatlah MATI….
Sesungguhnya Dia adalah janji yang ditepati..
Tapi mengapa kau tak pernah peduli...
Dan engkau lebih memilih dunia yang hina ini…

Semoga desingan peluru di medan jihad mengantarkan kematianku…
Atau saat Sujud sholat aku menghadap Rabbku…
Atau saat Hari Jum’at sebagai hari terakhirku…
Atau saat amalan terbaikku, malaikat melepas dengan lembut jasadku...
0 komentar

Mereka Saudara Kita



Bukan siapa yang harus memaknai kemerdekaan.......
Bukan kau ,aku atau kita semua... 
Bukan mereka yang berpujangga...
Bukan mereka para penimbun harta.... 

 Tapi, tataplah para penghuni jalanan disana...
Setiap keringatnya adalah kemerdekaan patah hati...
Setiap tangisnya adalah jeritan iblis berteman api...
Setiap waktunya adalah mimpi digurun tak bertuan...

Lalu bagaimana harus ku maknai kemerdekaan...?
Meratapi atau kah menghujani tanah basah ini....,
Setiap ucap kata meringis  penuh iba....
Gerak langkah Lunglai penuh resah....

Masih adakah Tangan Ikhlas diatas mereka....???
Pantaskah atap bumi teduhkannya....???
Sebutir nasi  berharap ringankan beban duka.....
Bisakah  berpunya membantu mereka disana....????
0 komentar

Drama Pagi Hari

 


Pagi berselimutkan kabut putih.... 
Dingin dan rimbun embun menari... 
Jejak para pencari lelah... 
Laju terjang mendekati mimpi.... 

Mentari terbangun dari tidurnya... 
Terbit bersua kembali bersamanya.... 
Mengantarkan sejuta pesan biasanya... 
Dengan jutaan kisah manusia disana... 

Menggores hari-hari yang terbentuk... 
Membingkai warna-warni kehidupan... 
Seperti sebuah kisah dalam cerita drama... 
Yang tertulis diatas lembar daun berguguran...
0 komentar

Kekal Abadi



Sebuah cerita ajarkan rasa..... 
Bertemu berpangku tangan... 
Jemari menggenggam cita... 
Raga menyimpan suka....

Kalimat beruntaikan kata...
Berdekatan bersama pujangga...
Bernyanyi riang gembira...
Bertuliskan hiasan Cinta....

Rasa yang tak kan pernah abadi...
Menggerogoti jiwa kecil insani...
Memapah kenuju ruang yang sunyi....
Senyap tak berpenghuni namun tetap suci...

Tancapkan lah rasa itu di hati....
Benamkan dalam jiwa yang lari...
Terbang bebas menuju alam mimpi...
Raih bintang berpijar menanti....
Kekal abadi hingga jiwa raga mati.......
0 komentar

Lihat, Dengan Dan Rasakan



Rintih tangisan pecahkan telinga.....
Begitu setia di pangkuan ibunda.....
Mengharap asa di simpang sana.....
Mengais rezeki dari dari mereka.....

Sang renta sempoyong berjalan.....
Temani hari duduk bersila mudah.....
Lengkap tangan bersama menadah.....
Nikmat sedikit ringankan beban di dada.....

Sebuah harapan hinggap di pundak.....
Seberapa mana jauh dia melangkah.....
Sampah tersisa kan menjadi berkah.....
Hiasi hidup lengkap melangkah.....

Tidak ada sepasang mata melihat tega.....
Tidak sepasang telinga pun mendengar susah.....
Mulut manis berkata licik tentangnya.....
Raga terpaku bekukan tingkah....

Dimana mata kita melihat mereka..  ??
Dengarkah teriakan rintih dunianya  ...??
Pernahkah mulut mengajaknya bercanda ... ??
Nasib mereka layangkan kesuraman belaka....

Dunia kan selalu berbeda rasa....
Guratan garis telah terdakwa....
Sudikah kiranya membantu mereka...
Kesemuanya menjadikan amal pahala...
0 komentar

Seleksi Sang Pagi



Langit masih tertutup kelambu hitam....
Lama mentari untuk berpijar terang....
Suara kebisingan sudah mulai usang....
Peradaban alam semakin kelam suram...

Berpacu bersama sang waktu yang sombong....
menilai pikiran lewat sebuah harapan....
Berjiwa sama tuangkan tenaga....
Lewati sang kelam rapikan coretan...

Helai demi helai di ratapi....
Mencoba ungkapkan sebuah imaji....
Terbaik yang kan menjadi seleksi....
Perkaya hati beranikan diri...

Helai itu tersusun rapi....
Memuat lara hati yang merintih....
Tertimpa tinta warna pujangga....
Menguak kisah ungkapan jiwa...

Langit buta masih menjelma....
Beriring hembus mega kelabu....
Duduk termenung hadapi kaca....
Tuntaskan rencana hasilkan cerita...

Mereka masih lelap terjaga....
Sang pemikir berkutat tiada jera....
Temani raga seteguk rasa....
Sebungkus doa hadirkan asa....
0 komentar

Wanita Berjilbab


 Berderai kain penutup nan suci.... 
Di terpa angin menjulang diri....
Beragam warna hiasi bumi...
Mendikte diri sebagai ciri...

Bersatu padu niat yang suci....
Mengemban makna dari Illahi.....
Tertulis jelas tautan kitab suci...
Ikhlas jiwa raga untuk kau jalani....

Selembar kain kau tambatkan....
Di bawah Rahmat kau hadiahkan...
Melekat erat menghias atas badan...
Terlihat indah nian dalam balutan....

Dengan niat suci yang mengiringi....
Cahaya dan berkah patut di cari....
Maklumat Illahi pasti kan terbukti...
Bagi wanita yang percaya diri.......

Tertutup bukan karena rayuan.....
Tertutup hanya sebuah keputusan... 
Rayuan duniawi egokan diri....
Keputusan nurani dekat kepada Illahi....... 

Wahai wanita berjilbab.....,
Tetapkan cahaya terangi sang suram...
Raihlah sang hawa menuju ke sana....
Jauh berdosa dekat dengan yang kuasa....

Wahai wanita berjilbab.....,
Acuhkan ocehan pada mereka....
Tentang air yang sirami kepedihan...
Tentang api yang membawa kemarahan..
Tentang angin yang hembuskan kemunafikan...
Tentang tanah yang menyimpan kedengkian.....

Wanita berjilbab.....,
Tetaplah bersama-Nya....
Tautkanlah dalam niat....
Jalani penuh rahmat....
0 komentar

Angkringan ( Lesehan )



Jejak Langkah ramai menimpa tanah...
Saat asa mulai berbaur bersama cita.....
Disana kan menatap ribuan mata....
Mengajak duduk bertukar cerita....

Senja kan pulang ke peradabannya....
Songsong  malam bersama bulan...
Hujan dan kelam tidak jadi alasan....
Bertahan, bertemankan jajakannya....

Tak henti jemari petikkan nada....
Teriak sumbang lirik pecahkan telinga...
Hentakan suara bersama menyapa...
Ramaikan suasana usir nestapa.....

Di tempat itu, tercipta suasana rasa...
Tempat bersandar jiwa nelangsa.... 
Di tempat itu, berbaur ungkapan jiwa...
Suka duka, sedih dan gembira.......

Dalam angkringan....,
Resah gelisah luntur berubah....
Bersama angkringan...,
Suka cita berhias canda tawa.....

Keramaian Kota sebuah anugerah.....
Tanah basah menjadi gelisah....
Berjuang bersama cita dan harapan...
Genggam sang waktu rezeki tercurah......
0 komentar

Tangan Di Atas



Bukan siapa yang harus memaknai kemerdekaan....

Bukan kau ,aku atau kita semua...

Bukan mereka yang berpujangga...
Bukan mereka para penimbun harta....


Tapi, tataplah para penghuni jalanan disana...

Setiap keringatnya adalah kemerdekaan patah hati...

Setiap tangisnya adalah jeritan iblis berteman api...
Setiap waktunya adalah mimpi digurun tak bertuan...


Lalu bagaimana harus ku maknai kemerdekaan...?
Meratapi atau kah menghujani tanah basah ini....,
Setiap ucap kata meringis  penuh iba....
Gerak langkah Lunglai penuh resah....

Masih adakah Tangan diatas mereka....???
Pantaskah atap bumi teduhkannya....???
Sebutir nasi kan berharap pula.....
Bisa kah  berpunya membantu mereka....
 
;