Terkagum ku pada sang mentari,
Selalu setia hadir menemani diri,
Walau tak banyak yang mengawasi,
Dengan jujur perlahan dia menyinari,
Sampai tampak sunsite di tepi barat,
Menyisahkan kilau indahnya bayang sahabat,
berharap menemani mimpi di dalam penat,
meninggalkan cerita dalam sebuah surat,
Saat semua menghilang di terpa rintik hujan.
Gemuruh angin di celah tenda bagai rangkaian ketukan.
Menghasilkan mimpi buruk yang tak kuharapkan.
Mencoba tak berdiam,meratapi nasib seperti pecundang.
Mencoba langkahkan kaki seperti apa yang terpikirkan.
Yang diinginkan,yang diharapkan,yang dinantikan.
Kemarin seperti pertemuan yang sangat singkat.
Waktu terasa berlalu begitu cepat.
Kini...
Mentari itupun telah kembali,
Kembali bersiap menyinari bumi,
Selamat pagi ,
Mari kita ukir lagi senyum hari ini.
Tuhan bersama orang-orang yang berani.
Kusambut pagi ini dengan senyuman,
Hidup sehat kembali mulai ku terapkan,
Seperti apa yang kau sarankan
Acuan mantap yang ku jalankan,
Teringat...
Saat ku robek lembaran di buku ini,
Selalu kusisakan bagian tepi,
Berharap keesokan hari nanti,
Saat kubuka dan kutemukan kembali,
Dapat mengingatkanku tentang pelajaran hari ini.

0 komentar :
Posting Komentar
Dikomentarin Dong.......!!!