0 komentar

Rindu Dari Angkasa


Redup bukan berarti gelap....
Remang cahaya terbayang bersama cita dan cinta...
Saat sinarnya terbias jauh diangkasa sana...
Berpijar ketempat dimana kupernah berteduh...
Jauh diantara luas batas samudra...

Redup memang untuk sementara...
Ketika kaki dan tangan tak berpijak....
Merangkul dan melangkah saat bersama...
Saat itu, aku nyaman disisinya...

Rinduku...
Tergambar jelas diangkasa sana...
Hausku...
Seperti aliran sungai yang rindukan muara...
Senyumku kepadamu...
Seperti gumpalan awan putih yang bersinar dan bangga kilaukan cerita....
Meski kau dan aku sekarang jauh jarak yang harus ditempuh....

Aku akan tetap merindu...
Seperti punguk merindukan sang bulan...
Berjalan beriringan bersama cahayanya...
Terangi suasana pecahkan gundah gulana....
Hingga pagi menjelang kau tetap ada...

Rindu...
Kan kutitipkan padamu wahai angkasa....
Kata...
Kan ku goreskan melalui tinta....
Kata Rindu....
Kulayangkan pada kalian semua....

Malamku tidak pernah merasa sunyi...
Akan tetapi sampai detik ini, ragaku sepi...
Hari-hariku terkadang selalu berseri...
Tetapi mengapa, kutetap saja menyendiri....
Ingin aku seperti dulu....
Bebas dan kian bertepi....

Redup, Biaskanlah terangmu yang dulu....
Waktu, Berikan aku satu kesempatan itu....
Untuk menuju rumahku, istana jiwaku....

Aku rindu nyanyian dan irama nada....
Dari balik suara ketika hari mulai buta....
Aku rindu untaian kata-kata....
Yang terlihat jelas diatas kertas putih tanpa garis cerita....
Tentang sajak dan puisi yang terciptanya sebuah karya....

Teringat secangkir kopi yang kupesan....
Duduk bebas bersila nan bersahaja...
 Kepulan asap tembakau yang ku hisap....
Lalu bercerita riang tentang canda dan tawa....

Teringat saat dulu kita bersama....
Ringankan beban derita diantara sesama....
Hadirkan senyuman indah diwajahnya....
Usir malang, gelisah  dan juga lara....

Rinduku tersimpan rapi diatas sana....
Angkasa melihatmu tiada cela menjelma....
Ingin cepat berada kembali disana....
Hingga waktu memberiku tempat tuk berpijak...
Doa malam yang selalu ku panjat....

Terlalu banyak celah untuk merindumu....
Damai hati luas langkah kaki....
Berbagi bersama, berkreasi antara satu dengan lainnya...
Berkumpul dan bercengkrama seperti keluarga bahagia....

" Taukan rindu itu...??
  Rindu senyum dari hati..
  Yang lama tak terpandang
  dari sudut cahaya bintang "
(Rindu Dari Sudut Angkasa (Andini Novita) - Separasi Doa, Hal.88)

" Aku rindu teman lama...
  Itu saja...
  Bukan rindu akan alasannya "
(Rindu (Sigit Sugiharto) - Separasi Doa, Hal.47)



 
;