0 komentar

Hujan Tenangkanku


 Awan kelam sudah terlihat dari kejauhan.....
Di ufuk sana, tak tercapai oleh asa.....
Berlari dan mencari persinggahan sendiri.....
Di atas langit yang tak bertepi, menyepi.....

Rentang waktu yang bergulir cepat merayap.....
Pijakkan langkahnya seiring detak menghentak....
Tak berirama namun indah untuk hati yang lelah....
Sendiri, lamunkan apa yang akan terjadi nanti.....

Mendung sudah cerahnya duniaku tadi.....
Berwarna hitam pekat hingga tak terlihat....
Hanya bayang murka menuju ke satu tempat....
Merapat kedarat hingga langkahku tersendat.....

Hujan yang turun nan mengalir deras keras.....
Lancar tak terkendali hingga dia terbebas....
Menari dan berlari menuju teras hanya sebatas...
Lalui perjalanan cerita hingga ceria meretas....

Masih terdengar lantunan gemercik air hujan disana.....
Bawakan suasana tenang menggenang hingga terkenang....
Melayangkan lamunan sedari ku terbangun dari kegundahan....
Siramiku keceriaan menanti waktu datangnya petang.....

Air yang berjatuhan ke atas atap menetap.....
Tanpa suara petir yang bergemuruh riuh........
Tanpa hembus angin yang ribut menyambut.....
Suasana menjadi tenang damai kian menggenang....

Lewat kepulan asap yang keluar dari pintu mulutku....
Lewat seduhan kopi panas hangatkan lirih jiwaku....
Lewat denting bunyi-bunyian dari waktu yang melewatiku....
Aku dan asa yang menyepi mencoba tuk berdiri kembali......
0 komentar

Korban Poligami

Gerimis ini mengiringi tangisan seorang wanita cantik, wanita yang tegar hatinya, wanita yang cukup bersahaja, wanita yang selalu menundukkan pandangannya, wanita yang sempurna dimata setiap lelaki, termasuk diriku.
Tapi Allah Maha dari segala maha, dia hanyalah wanita biasa yang bisa sakit hatinya, yang bisa mengeluarkan air mata ketika bersedih. Dewi(nama lain), begitulah  nama wanita yang ku pandang itu. Air matanya selalu mengalir dan tak tertahan lagi. Aku dan Dewi seperti seorang kakak beradik di kampungku. Sejak saat itulah kami mulai akrab dan masih melekat hingga sekarang.
" Dewi sudah tak tahan lagi, kak..!!" sudah beberapa kali ku dengar kalimat terucap dari bibirnya. Aku sebagai lelaki yang belum berpengalaman akan hal dan masih labil tentang sebuah pernikahan hanya bisa menguatkan dirinya tanpa memberi solusi.
" Wi, Allah itu Maha Penyayang, tidak akan Allah memberikan Dewi ujian sebesar ini kalau Dewi gak kuat. Dibalik semua ini ada hikmahnya,Wi. Mungkin saja Allah ingin menguji kecintaan kamu terhadap-Nya."
Air matanya semakin deras mengalir dari matanya yang kecoklat-coklatan. Ya Tuhan, kuatkan aku untuk bisa menguatkannya. Dan tiba-tiba, Dewi memelukku dengan sangat erat. Isak tangisnya berhenti sejenak, nafas panjang dikeluarkannnya, bibir merahnya berkemit memulai bertasbih, dan kubiarkan bahuku ini menjadi sandarannya dan menjadi wadah air matanya yang terus menetes.
Aku jadi teringat satu tahun yang lalu, ketika Dewi menikah dengan seorang pria yang bernama Fadly. Dengan wajah berpoleskan make-up yang sederhana, Dewi terlihat cantik dan sangat anggun, wajahnya yang jelita membuat semua orang terpana ketika melihatnya, termasuk aku.
" Subhanallah, kamu terlihat cantik dan anggun, Wi. Aku bak melihat sang bidadari yang Allah turunkan tiba-tiba dari langit." canda dan pujiku saat itu. Dewi hanya tersenyum dan tersipu malu, wajahnya pun sampai merah merona. Pria pendampingnya pun terpesona melihatnya, lalu duduk kembali menjaga pandangannya.
"Ka..." Mulutnya mulai terbuka memulai pembicaraan. Bang Fadly begitu mencintai Wi, dan Wi sangat beruntung mendapatkan suami seperti dia.
"Subhanallah..!!" .."Bang Fadly akan selalu setia sampai kapanpun walau apapun yang terjadi sama kami."
Kalimat itu masih terngiang sampai sekarang, masih melekat dan terekam bagus dalam otakku. Namun hingga saat ini, Allah belum memberikan seorang buah hati dalam pernikahannya, sehingga beberapa bulan yang lalu suaminya memutuskan untuk berpoligami. Terasa ditusuk sembilu hati ini ketika mendengar kabar itu. Awalnya Dewi menolak, tapi dengan dalih yang disertai dalil, Dewi coba ikhlas dan menerimanya.
Satu bulan berjalan, rumah itu bagai neraka bagi Dewi. Dewi tak kuat lagi ketika pakaian kerjanya disiapkan oleh wanita lain, sarapan yang biasanya ia siapkan dan masak sendiri dan sekarang diambil alih oleh wanita lain, bahkan membanding-bandingkan dirinya dengan wanita itu. Dan pada akhirnya, kesedihan Dewi membawanya bertemuku dikota ini, secara diam-diam.

0 komentar

We Care Nguan Island


Perjalanan sosial kali ini kesebuah pulau, tepatnya Pulau Nguan yang terletak di Jembatan 6 Barelang.
Dimana perjalanan ini atas kerjasama antara Bengkel Sabda Foundation dengan Majlis Ta'lim dari PT.TEC dan PT.NIDEC yang keberangkatannya di mulai tepat di kawasan Dormitori - Muka Kuning.
Perjalanan yang cukup melelahkan ini bisa ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam atau lebih hingga sampai ke dermaga dan dilanjutkan dengan menumpangi sebuah perahu kayu milik masyarakat setempat untuk mencapai lokasi diselenggarakannya Bakti Sosial dengan memakan waktu sekitar 15 menit atau lebih dari dermaga.

Setibanya ditempat lokasi, kami disambut dengan senyum ceria masyarakat setempat yang sedianya telah mengetahui akan kedatangan kami sejak jauh hari.
Dalam penyelenggaraan baksos kali ini, kami selaku bagian dari Bengkel Sabda Foundation mengadakan sunatan massal secara gratis sebanyak 21 anak yang berumur rata-rata 8-11 tahun. Dimana pihak Bengkel Sabda Foundation bekerjasama dengan para medis dari RSIA Permata Hati sebanyak 5 orang, yang terdiri dari 2 orang dokter ahli dan 3 orang perawat.
Selain itu, pihak Bengkel Sabda Foundation juga memberikan bingkisan menarik kepada anak-anak yang telah mengikuti sunatan massal ini yang terdiri dari sarung, alat tulis, dan lain sebagainya.
Disisi lain, pihak Bengkel Sabda Foundation juga memberikan motivasi-motivasi kepada anak-anak lainnya yang berada di Pulau Nguan ini, sambil belajar, bernyanyi, dan canda tawa menjadi satu dan telah menghiasi mereka yang mengikuti acara motivasi itu yang dipandu oleh Mbak Lusi dan Mbak Widyawati Irada.
Sementara untuk masyarakat umur remaja dan orang tua, acara dilaksanakan setelah selesai istirahat dan makan siang dengan memberikan penyuluhan dan cara berbisnis emas dari tempurung kelapa yang dipandu langsung oleh pakarnya, yaitu Pembina UKM Apindo yang biasa dipanggil Mbak Lusi.
Sementara ditempat lain dan masih dikawasan Pulau Nguan, pihak dari Majlis Ta'lim PT.TEC dan Majlis Ta'lim PT.Nidec mengikuti jalannya siraman rohani dan tausiah-tausiah dari ustadz setempat yaitu Ustadz Mansyur dan selanjutnya mengadakan sebuah permainan-permainan motivasi antara Majlis Ta'lim dan Bengkel Sabda Foundation yang diikuti secara kekeluargaan dan meriah.
Kegiatan baksos berakhir setelah semua peserta baksos mengabadikan moment dan proses baksos ini dengan jepretan kamera dari masing-masing peserta dan ditutup dengan sebuah doa sebagai rasa syukur bahwa acara baksos ini berjalan dengan baik dan lancar.

Bengkel Sabda Foundation
Dari perjalanan Baksos ini, banyak hal dan nilai positive yang bisa kita ambil dan menambah pengalaman baru lagi. Dimana kita bisa lebih dekat dengan masyarakat setempat, mengetahui kehidupan sehari-hari masyarakat pulau yang jauh dari hiruk - pikuk kota walaupun hanya sejenak.
Disisi lain, kerjasama ini memberikan suasana dan cara pandang sebagai satu kesatuan dalam bersilaturahmi, dimana suasana keakraban dan cara berbaur antar sesama umat beragama, ras dan juga golongan kian menjadi satu dalam bahu-membahu guna memberikan apa yang kita mampu dan apa yang kita bisa untuk mereka dimana saja yang memang perlu untuk kita bantu dan khususnya Pulau Nguan ini.
Untuk Bengkel Sabda Foundation sendiri, Baksos ini merupakan rangkaian agenda rutin yang dilakukan setiap bulannya dengan selalu melibatkan para kalangan tertentu, komunitas lain yang ada disekitar, para donatur, dan para relawan yang melibatkan diri secara langsung atau pun tidak langsung dalam acara baksos itu sendiri.
Sedianya, aktifitas Baksos seperti ini akan selalu dilakukan oleh Bengkel Sabda Foundation hingga dua kali dalam satu bulan.


Pulau Nguan, 15 - April - 2012
0 komentar

Cerita Sesal



Tutuplah mataku......
Hentikanlah tangisanku......
Penderitaan..
Bebaskanlah aku......
Dengarlah aku berdoa.....
Tunjukkanlah jalan.....
Bawalah aku pulang.....
Lakukanlah sekarang,,....

Aku sangat kesepian....
Aku dekat,,,
kau dapat merasakannya...?
Kematian sesaat telah membawaku.....
 Aku berkeliaran untuk selamanya.....

Aku terbang di sekitar kalian....
Aku bisa membaca pikiran setiap orang yang  ku inginkan .....
Tapi aku begitu lelah,,,,,
Dan hilang langkah.....

Aku Mencari akhir.....
 Dalam Kefanaan......
Kehampaan kekal......
Dalam mimpi tak berbatas.....

Duniaku adalah rasa sepi.....
Air mataku seperti hujan....
Yang tak tertahankan,,,
Sekarang..... 
Aku ingin  pergi....
Dan aku ingin pulang,,,,,,,

Aku menunggu akhir....
Akhir dari cerita sesal......
1 komentar

Gelap Malam



Sebuah simponi alam dalam kegelapan
Seperti memainkan lagu sendu
Diantara kekosongan hatiku

Dalam kegelapan malam..
Kumenatap ribuan bintang
Dengan sinarnya yang begitu indah
Yang menari diantara cahaya bulan separuh purnama
Membuatku teringat akan senyumanmu
Yang terus membayangi di alam sadarku

Didalam kegelapan malam..
Kutermangu dibuai mimpi
Mimpi akan datangnya seorang pangeran
Lalu menyapaku dengan senyumannya yang suci
Dan membawaku terbang jauh ke dasar hati
Membebaskan diriku dari segala rasa sepi..

0 komentar

Ibu,Sumbernya Cinta



Disuatu rumah yang sangat sederhana......
Seorang anak laki-laki kecil di saat dia pulang sekolah, tiba tiba tak sengaja mendengar ibunya,YANG SEDANG MENANGIS DI DALAM KAMAR NYA yang sempit,,
Perlahan lahan didekati nya sang ibu,,
Cepat2 sang ibu mengusap air mata nya
Lalu sang anak pun bertanya

“Mengapa ibu menangis?"
Tidak ,,ibu tak menangis sayang,,
Ibu,, tapi aku mendengar ibu menangis,
Ibu katakan kepadaku,, apa aku ada salah ibu, sahut sang anak

anak ku ibu menangis "Karena aku seorang wanita", kata sang ibu kepadanya.

"Aku tidak mengerti", kata anak itu.

Ibunya hanya memeluknya dan berkata,

"Dan kau tak akan pernah mengerti" Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya,

"Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?"

"Semua wanita menangis tanpa alasan", hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya.

Anak laki-laki kecil itu pun lalu membesar menjadi seorang laki-laki dewasa, tetap ingin tahu mengapa wanita suka menangis.dan sudah mempunyai keluarga sendiri


Akhirnya ia MENGERTI BAHWA TANGISAN ITU adalah:

1. "Ketika ALLAH menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. ALLAH membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.


2. "ALLAH memberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, danmengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cercaan dari anaknya itu.

3. "ALLAH memberinya keperkasaan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh "

4. "ALLAH memberinya perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

5. "ALLAH memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya "melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan
jantung agar tak terkoyak?

ALLAH memberinya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.


7. "DAN akhirnya, ALLAH memberinya air mata agar dapat mencurahkan perasaannya.

Inilah yang khusus diberikan ALLAH kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan"


Tahukah kamu.......??? 
Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya atau yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya......
Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari mata hatinya, karena itulah pintu hatinya –
tempat dimana CINTA itu ada........





**Oleh : Yussep Tirtawan
0 komentar

Ayah



Tak terasa telah begitu lama engkau pergi..... 
Tapi rasanya seperti masih tadi pagi engkau usap rambutku...... 
Saat aku jadi anak tersayangmu ayah... 
Andai engkau bisa dengar suaraku disini..
 Aku masih menginginkanmu..... 
Rindu saat kau peluk aku.... 
Rindu saat kau usap rambutku.... 
Rindu saat kau nasehati aku.... 
Rindu saat kau gandeng tanganku..... 
Rindu saat tertawa bersamamu..... 
Rindu akan senyummu ayah..... 
Aku rindu kasih sayangmu ..... 
Tapi ... kini hanya tinggal bayang wajahmu dari kejauhan yang selalu kusimpan dalam hatiku..... 
Ayah..... 
Aku sangat merindukanmu malam ini........ 
Apa kau sepertiku....???????
0 komentar

Rindu Dari Kejauhan

Detak suara jam berbunyi begitu menghentak, terasa pelan tetapi tak terlihat jejaknya. Hari-hari yang kini ia lalui, sendiri dan takkan bisa seperti dulu lagi. Kini ia jauh dari sahabat sejati, sanak family bahkan masa kecil yang takkan bisa terulang lagi.
Ya, mungkin ini sudah tergaris dalam renung dan langkah duniawi. Disaat sang fajar menari menyambut pagi, di kala sinarnya pergi bersama datangnya malam sunyi, ia bertepi dan membayangi sosok perempuan nan sejati.
Dia, Ibu yang telah melahirkannya, membesarkannya, menuntunnya, bahkan yang mengatur langkahnya.
Tapi itu dulu, disaat dia ada disisinya, disaat ia ada dalam pandangan tajamnya, pandangan keindahan.

" Kriiiing, Kriiiing, Kriiiing....!! " terdengar suara yang bersumber dari handphone ia yang jadul.Padahal waktu masih menunjukan sekitar jam 4 pagi.
" Hallo, Assalamu'alaikum....!!" Sambil membuka mata yang masih terasa berat, dengan cepat ia angkat handphone itu, karena yang menelpon adalah Ibunya sendiri.
" Apa kabar Nak..?? dan bagaimana keadaanmu..?? " tanya Sang Ibu kepada buah hatinya.
" Alhamdulillah, baik dan sehat selalu, Bu...!! " Jawabnya dengan suara yang bertabur emosi.
Ya, emosi perasaan sebagaimana seorang anak yang sudah lama tidak mendengar suara ibunya sendiri.
" Bagaimana keadaan ibu, bapak, dan keluarga yang lain di sana...?? " Tanya sang anak kepada ibunya.
Sebelum beliau menjawabnya, sang anak merasa heran dan mulai berpikir.
" Ibu, ...Ibu, kenapa ?? Ibu sehat-sehat saja kan...?? " tanya sang anak kembali sekedar menumpahkan apa yang ada dalam pikirannya.
" Tidak ada apa-apa, dan Ibu baik-baik saja, Nak..!! "  jawab sang Ibu sambil terdengar sedikit prau dan serak basah seperti habis menangisi sesuatu.
" Syukur Alhamdulillah ..!! " jawab sang anak.
" Terus, kenapa suara ibu sedikit parau seperti habis menangis,?? "
" Ada apa sebenarnya,Bu..?? " tanya sang anak sedikit merasa heran dan cemas, takut ada sesuatu di balik tangisan itu.
" Ibu tidak apa-apa,Nak..!! Justru ibu menangis karena ibu bahagia.." Jelas sang ibu
" Maksudnya bahagia karena apa, Bu..?? " tanya sang anak yang masih merasa heran, kenapa ibunya menangis.
"
Ibu bahagia, Nak..!! "
"Ibu merasa berhasil mendidikmu menjadi anak yang mandiri..!! "
" Mungkin didikannya belum sempurna, tetapi hanya itu yang bisa ibu lakukan yang terbaik untukmu, dan masa depanmu, Nak." Sang ibu menjelaskan mengapa dia menangis.
" Ibu,...!!! "  
" Apapun yang ibu lakukan dan berikan untukku, takkan bisa tergantikan olehku, anakmu..!!
" Hanya satu yang mungkin bisa ku lakukan untuk ibu...!! " dengan bercampur rasa haru dan sedikit kalimat yang tertahan, sang anak membalas percakapan ibunya.
" Ibu takkan menuntut apa-apa darimu,Nak...!!
" Ibu hanya ingin yang terbaik untukmu dan hidupmu."
" Yang terbaik untukmu, terbaik juga buat ibu...." dengan kalimat ikhlas, sang ibu mengutarakan harapannya.
Suara lirih dan tangisan kecil mulai terdengar kembali di balik perkakas persegi empat yang di beri nama handphone.
Dan tidak terasa sang fajar mulai beranjak dari tidurnya.
" Terima kasih,Bu..!! "
" Tanpa bimbingan dan apa yang ibu berikan untukku selama ini, mungkin ku takkan bisa seperti ini..."
" Dan sampai kapanpun, kebaikan ibu takkan bisa tergantikan dengan apapun itu."  Balas sang anak sembari menghela nafas panjang dan mengusap mukanya dengan telapak tangan.
" Ya sudah,hari sudah siang "
" Ibu mau ke pasar dulu, dan bukannya kamu harus bekerja..?? "
" Jangan lupa, sesibuk apapun kegiatan kamu, jangan lupakan Shalat 5 waktu. "
" Makan teratur, dan hal penting lagi...Jaga kesehatanmu baik-baik,Nak..!!" kalimat dari sang ibu dengan memberikan saran-saran bermanfaat yang sedikit tergesa-gesa seakan hendak meninggalkan sebuah percakapan di pagi hari.
Mungkin sang ibu tahu, keduanya masing-masing punya kesibukan dan sudah waktunya mempersiapkan untuk melakukan aktifitas rutin.
" Iya, Bu..!! " Jawab sang anak dengan singkat.
" Tetapi sebelumnya, Ibu jaga kesehatan juga."
" Jangan terlalu capek, perbanyak istirahat."
" Dan ku akan berdoa setiap hari untuk keselamatan dan kesehatan Ibu,bapak dan keluarga yang lain." pintaku sebelum mengakhiri sebuah percakapan yang kurasa enggan ku akhiri.
" Kamu juga jaga kesehatan, Nak.."
" Terutama Jaga diri kamu baik-baik..!! " Kalimat terakhir dari suara sang ibu yang ku dengar dari kejauhan.
Dan tak terasa hari sudah mulai terang. Hari seakan bersemangat tuk melakukan aktifitas.

Dan menunggu perbincangan selanjutnya dengan Sang Penjasa Abadi, IBU.
0 komentar

Dialog Dengan Waktu


 " Waktu " .....
mencengkram tubuhku mngenai tepat di jantungku,,,,
Nyeri yang coba disamarkan saat hujan turun,,,,
Menghempaskan sekuat tenaga dan raga ini seperti hendak memisahkannya dari ruhku..

Rinai nya berkata.... 
" Lihatlah aku sebelum ku hilang dari pandanganmu ",,,, 
Dekap jiwa gontaiku sebelum cahaya itu meredupkan hadirku....

Kata demi kata itu, mungkin kan terhapus..
Seiring permainan hidup yang tak memiliki juri hati,,,

"Waktu " ......
Selalu melakukan apapun tanpa menatap sang pemeran Hidup ,,
Merubah banyak hal tanpa pedulikan kelakuan....

Seenak nya mencabik.....
Tanpa sedkitpun melirik...

Ah.... Diam lah !!!
Gemertak sang waktu menatap sinis padaku...

Menjauhlah disudut sana....
Disatu, sisi yang memang pantas untukmu...
Tangan-tangan kasar sang waktu.....
Menuntunku.....
Melemparkanku begitu saja tanpa dengarkan teriakanku....

Waktu.....!!!!
Kembalikan aku.....
Ditempat, dimana ku tak mengenal banyak Insan yang bersandiwara.....
Aku tak ingin menyendiri dinegeri asing Ini....!!

Dengarkan lah!!!
 
;